Festival Reggae Wamena 2025 Hadirkan Pesan Damai dan Pemberdayaan Anak Muda Papua

Wamena, Sidikpolisinew.id 18 Oktober 2025 — Suasana meriah menyelimuti Taman Menara Salib di depan Kantor Bupati Jayawijaya, saat Komunitas Rasta Kribo Papua (KORP) menggelar agenda tahunan Festival Reggae Wamena 2025. Acara ini dihadiri ribuan masyarakat dari delapan kabupaten cakupan Provinsi Papua Pegunungan.

Ketua KORP, Tedi Pekei, menyampaikan bahwa komunitas yang berdiri sejak 2008 itu tetap aktif hingga kini dalam menggelar berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan di Tanah Papua.

“Komunitas ini hadir untuk mengembangkan potensi anak-anak muda Papua, tidak hanya di bidang musik tetapi juga dalam berbagai keahlian yang mereka miliki,” ujar Pekei.

Festival yang sudah digelar di berbagai daerah di Papua ini merupakan edisi ke-10, dan Wamena dipilih sebagai lokasi tahun ini untuk membawa pesan damai di tengah masyarakat.

“Kami melihat banyak tantangan yang dihadapi generasi muda, baik Papua maupun non-Papua. Melalui festival ini, kami ingin menyampaikan pesan perdamaian dan mengajak mereka menjauhi tindakan negatif seperti pencurian dan kekerasan,” tambahnya.

Menurut Pekei, kehadiran festival ini juga bertujuan mempererat relasi sosial di antara masyarakat dari delapan kabupaten. Ia berharap acara semacam ini menjadi ruang positif bagi generasi muda untuk berkarya dan membangun masa depan yang lebih baik.

Lebih lanjut, Pekei menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah, khususnya dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal. Festival ini turut melibatkan para pelaku UMKM asli Papua yang memamerkan produk-produk mereka sepanjang acara.

“Dari ujung ke ujung lokasi acara ini dipenuhi oleh pelaku UMKM orang asli Papua. Ini bukti bahwa kita mampu menjadi tuan di atas negeri sendiri,” katanya.

Ia juga berharap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang bergerak di bidang UMKM memberikan dukungan moril dan materil kepada pelaku usaha lokal, agar mereka mampu bersaing secara positif.

Festival Reggae Wamena 2025 menjadi bukti nyata bahwa seni dapat menjadi media pemersatu dan penggerak perubahan sosial yang positif di Papua.

Penulis: Marinus Heluka

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *