Astagfirullah.Diduga Ibu dan anak Korban kekerasan. Komunitas sosial bergerak. Pihak Aparat responsif. Keluarga harap Keadilan.

Sidik polisi news. 14-10-2025.Makassar, Seorang ibu bernama Siti Fatimah, S.H, yang di temui  langsung oleh awak mèdia di Rumah Sakit (RS) kepolisian Bhayangkara Malam Pukul 18:50 Wita Malam di Jalan Mappaodang Makassar. Senin, 13/10/2025 Makassar.

Siti, melaporkan Marbot Masjid, atas nama Yusuf Dg. Sore di Polrestabes Makassar Jalan Ahmad Yani Makassar yang di buktikan Surat Tanda Perimaan Laporan dengan Nomor: LP/B/1963/X/2025/SPKT/Polrestabes Makassar/Polda Sulawesi Selatan, terhadap tindak kekerasan Anaknya Abdul Hadi Yusuf Fazl. yang masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK).

Pelaku diduga merupakan Marbot (penjaga masjid) di kawasan Jalan Todopuli Raya Timur  Makassar. Senin, 13/10/2025 Makassar.
Dalam keterangannya, Siti Fatimah mengungkapkan bahwa anaknya, Abdul Hadi Yusuf Fazl, kerap menjadi korban kekerasan fisik oleh marbot masjid tempat ia biasa bermain dan mengaji.

Menurutnya, tindakan pemukulan itu bukan baru terjadi sekali.
“Sering memang dipukul itu anak-anak di sana, tapi saya pikir anak-anak nakal, jadi saya diamkan dulu. Tapi hari ini saya dapati anak saya saat pulang kerja, nangis-nangis, bilang dipukul lagi sama tukang jaga masjid,” Ujar Siti Fatimah dengan nada kecewa.

Siti menjelaskan, kejadian itu bermula saat ia pulang kerja dan mendapati anaknya menangis di rumah. Saat ditanya, sang anak mengaku dipukul oleh marbot masjid bernama Yusuf Dg Sore
Merasa geram, Siti kemudian mendatangi masjid untuk meminta penjelasan.

“Saya tanya baik-baik, kenapa kau pukul anakku? Tapi marbot itu malah bilang, ‘kalau anak kurang ajar harus dipukul’. Saya kaget, karena dia malah marah balik, bilang semua anak-anak di sini dipukul kalau nakal,” Tutur Siti.

Perselisihan pun memanas hingga nyaris berujung adu fisik.
Siti mengaku sempat mendorong marbot masjid  tersebut karena emosi melihat pembelaannya yang dinilai tidak manusiawi.
“Saya dorong dia karena sakit hati, tapi malah dia yang pukul muka saya. Untung ada orang dan anak saya yang lerai,” Lanjutnya.
Ibu dua anak itu menegaskan, tindakan kekerasan seperti ini tidak bisa dibenarkan, apalagi dilakukan oleh seseorang yang bekerja di lingkungan rumah ibadah dan berstatus pemuka agama.
“Kalau memang dia punya ilmu agama, harusnya bisa jadi contoh. Bukan memukul anak kecil di bawah umur,” Ujarnya Tegas.
Siti berharap pihak kepolisian segera menindaklanjuti kasus ini agar kejadian serupa tidak terulang pada anak-anak lain.
“Saya hanya berharap ke depan tidak ada lagi anak-anak yang diperlakukan seperti ini, apalagi di tempat ibadah,tutur ibu korban. (jp@tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *